Sedalam Apa Kita Memahami Perbedaan

Kita harus tau bahwa keberagaman bukan hanya tentang keberagaman ras, agama, suku dan golongan. Jika kita telah mengetahuinya, saya menaruh harapan suatu saat nanti akan ada orang-orang yang berusaha memperjuangkan inklusifitas terhadap berbagai bentuk keberagaman, bukan hanya perbedaan terkait ke empat hal tadi. Uraian ini saya buat untuk menjawab pertanyaan "Apa saja bentuk keberagaman selain keberagaman ras, agama, suku dan golongan?" Ini saya tulis untuk memberikan wawasan baru terkait keberagaman manusia.


Sebelum menjawab pertanyaan di paragraf sebelumnya. Kita juga perlu tau perbedaan dalam keempat hal tersebut, karena saya tidak bisa memastikan bahwa setiap orang telah mengetahui ke empat hal tersebut. Oleh karenanya saya memutuskan untuk membahasnya juga, untuk memberi kesan bahwa tulisan ini tidak berusaha mempromosikan diskriminasi. Perbedaan secara fisik mungkin mudah kita temukan, namun tidak semua manusia telah menghargai keberadaannya. Belum lagi ketika kita berbicara tentang berbagai perbedaan non fisik, seperti yang terjadi dalam pikiran manusia, seperti keyakinan maupun dorongan dalam pikiran yang membentuk sifat tertentu atau kecenderungan pada cara berpikir tertentu.


Kita kembali pada empat perbedaan di atas, yang pertama adalah ras, contoh perbedaan ras secara umum dibagi menjadi empat yaitu ras mongoloid (berkulit kuning), negroid (berkulit hitam), kaukasoid (berkulit putih), dan ras khusus. Ras mengacu pada perbedaan fisik atau biologis tertentu yang dimiliki oleh kelompok manusia, seperti warna kulit seperti yang sudah disebutkan, struktur rambut, dan bentuk tubuh. Namun, definisi ras telah menjadi kontroversial karena tidak adanya dasar ilmiah yang jelas dalam membedakan ras manusia.


Berikutnya adalah perbedaan agama, ini yang paling banyak diperbincangksn dewasa ini, karena keberadaannya sangat menentukan posisi seseorang karena keberadaanya umumnya diakitkan dengan politik. Menurut berbagai perkiraan, ada sekitar 4.300 agama, kelompok kepercayaan, dan denominasi yang ada di dunia. Baik agama langit atau agama bumi, masing-masing memiliki perbedaan di dalamnya, sekalipun dalam satu agama yang sama masih ada bagian-bagian tertentu yang berbeda, hal ini berkaitan dengan bagaimana individu memahami kitab suci dalam agamanya.


Selanjutnya adalah perbedaan suku. Suku merujuk pada kelompok masyarakat yang memiliki budaya, bahasa, dan sejarah yang sama. Hal ini seringkali -namun tidak selalu- dibedakan dengan wilayah geografis tertentu. Keberagaman budaya terdiri dari adat istiadat, seni, makanan, pakaian, dan tradisi yang berbeda-beda di setiap negara atau daerah. Untuk keberagaman bahasa serta sejarah yang sama, ini berkaitan dengan jumlah bahasa yang berbeda-beda di dunia antara satu suku bangsa dengan lainnya, yang telah berlangsung lama menciptakan kebersamaan atau ikatan persaudaraan yang kuat melintas zaman dan membentuk ingatan sejarah yang kokoh. Sebagai contoh, suku jawa di indonesia atau suku maori di selandia baru. Berbicara indonesia sendiri, menurut sensus tahun 2010, ada sekitar 1.340 suku yang tersebar dari sabang sampai merauke.


Selain suku ada golongan tertentu, seperti etnis, ini lebih mengacu pada asal-usul atau keturunan seseorang dari kelompok manusia tertentu. Etnis dapat mencakup faktor seperti kebangsaan, agama, tradisi, dan bahasa. Contohnya di Indonesia seperti etnis tionghoa , di mana umumnya mereka berbeda secara kebangsaan, agama, tradisi, dan bahasa. Selain itu sebuah kelompok etnis bisa terdiri dari orang-orang dari berbagai suku atau ras, tetapi mereka merasa memiliki ikatan dan nilai-nilai yang sama. Perlu diperhatikan bahwa tiga konsep yang telah disebutkan selain agama, sering kali memiliki penggunaan yang bertumpang tindih, dan pemahaman tentang mereka dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya, dan politik.


Itulah ke empat perbedaan yang semuanya patut kita hargai keberadaannya. Tidak perlu ada sikap lebih tinggi dan bangga pada golongan pribadi. Oleh karenanya sangat penting untuk kita selalu memupuk pemahaman keberagaman dengan lebih intens dan mencoba mempraktekkan penghsrgaan dalam kehidipan sehari-hari. Karena sering kali, teori snagat mudah dipelajari daripada mengaplikasikannya. Selain ke empat perbedaan tersebut. Saya akan mencoba memberikan penjelasan mengenai berbagai perbedaan yang umumnya belum menjadi tema utama pembahasan kita dalam hidup. Keberadaannya dianggap tidak terlalu penting bahkan sebagian yang lain dianggap membahayakan. Padahal dengan takaran penghormatan tertentu, perhargaan dan penerimaan dibutuhkan, karena tidak ada manusia yang dengan sendirinya ingin melakukan hal yang menuai penolakan. Sebagian kelompok yang akan saya jelaskan ini keberadaannya masih dalam perjuangan untuk dapat dihargai, paling tidak dengan perlakuan sebagai sesama manusia.


Perbedaan yang pertama adalah ideologi, hal ini berkaitan dengan cara seseorang berpandangan dalam hidup, ideologi memberikan arah dan tujuan dalam hidup seseorang, ini berkaitan dengan bagaimana seseorang berpikir dan menentukan pilihan hidupnya dalam segala aspek, oleh sebab itu perhargaan pada setiap pilihan pribadi seseorang diperlukan. Perbedaan ideologi umumnya ditemui di antara filsuf, namun tidak eksklusif terhadap kelompok tersebut, semua manusia memiliki pandangannya masing-masing dalam memandang hidup. Contoh ideologi seperti kapitalisme yang berlawanan dengan sosialisme, rasionalisme dan empirisme, feminisme, idealisme, pragmatisme, materialisme, liberalisme, konservatisme, positivisme dan banyak lagi. Ideologi seringkali terkait dengan politik dan sosial, namun bisa juga terkait dengan agama, budaya, atau filosofi individu.


Perbedaan ideologi atau cara memandang dunia juga pada bagiannya berkaitan dengan tindakan turunannya, berupa perbedaan sifat atau kepribadian, pada dasarnya sifat dan kepribadian itu memiliki beberapa perbedaan, sifat adalah ciri bawaan lahir yang dibawa sepanjang hidup individu, contohnya seperti introvert yang lebih pendiam serta umumnya penyendiri dan ekstrovert yang lebih vokal dan suka bersosialisasi. Sedangkan kepribadian adalah hasil interaksi antara sifat dan lingkungan di mana orang tersebut tinggal, salah satunya lingkungan keluarga atau pendidikan. Ini yang saya sebut sebelumnya bahwa pada bagianya ideologi di lingkungan berpengaruh pada sifat individu. Contoh orang yang berpandangan lebih condong pada liberalisme umumnya lebih bersifat lebih terbuka dan peduli terhadap kebebasan berbagai pandangan individu, ini berbeda dengan sifat-sifat atau kepribadian yang ditunjukkan orang-orang yang lebih konservatif.


Yang berikutnya adalah perbedaan kemampuan fisik maupun mental. Keberagaman kemampuan fisik meliputi perbedaan dalam kondisi fisik manusia seperti tunanetra, tunarungu, dan sebagainya. Perbedaan ini umumnya dikenal dengan sebutan difabel, yaitu orang dengan kemampuan berbeda. Keberagaman kemampuan mental atau kondisi mental mencakup kemampuan otak untuk memproses informasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan mengatasi stres. Contohnya berkaitan dengan kondisi genetik maupun tidak, beberapa contoh seperti keterbelakangan mental, orang yang mengalami down syndrome, orang dengan gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan bipolar.


Perbedaan yang umumnya tidak banyak diperhatikan karena keberadaannya sangat wajar, juga mengalami diskriminasi, contohnya adalah perbedaan usia. Ini terlihat sepele, namun dalam dunia kerja khususnya di Indonesia, banyak perusahaan yang hanya menerima pekerja di bawah umur 25 tahun. Selain itu, juga sering terjadi orang yang lebih muda tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam sebuah keluarga, contohnya anak, meski keputusan yang diambil sangat berpengaruh padanya. Pendapatnya dianggap tidak penting mengingat ia masih muda dan dianggap hanya akan mengikuti pendapat yang lebih tua.


Selain diskriminasi usia, rekrutmen pekerjaan umumnya juga mendiskriminasi latar belakang pendidikan. Untuk pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus, spesifikasi tertentu mungkin dapat diterima common sense. Namun, pekerjaan yang bisa dilakukan dengan berlatih tidak seharusnya mendiskriminasi latar belakang pendidikan, selama seseorang dengan latar belakang pendidikan apapun mampu berkomitmen dan berusaha, peluang keterimaan sebaliknya dibuka lebih lebar. Setiap individu memiliki pengalaman yang unik dan berbeda dalam proses belajar mereka, sehingga menghasilkan pemahaman, kemampuan, dan pengetahuan yang berbeda-beda. 


Latar belakang pendidikan Ini kemudian berkaitan dengan perbedaan pekerjaan seseorang, yang juga sering mengalami diskriminasi dari orang lain. Misal orang dengan pekerjaan buruh atau asisten rumah tangga, umumnya dipandang rendah dan diperlakukan semena-mena. Diskriminasi berdasarkan perbedaan pekerjaan seseorang merupakan bentuk ketidakadilan yang tidak boleh diterima. Setiap orang harus dihargai dan diperlakukan secara adil tanpa terkecuali, termasuk dalam hal pekerjaan. Diskriminasi juga dapat terjadi dalam hal gaji dan peluang karir. Seorang karyawan mungkin dibayar lebih sedikit hanya karena jenis pekerjaan mereka, meskipun tugas dan tanggung jawab mereka sama dengan rekan-rekan mereka yang melakukan pekerjaan yang sama.


Ini pada bagiannya menentukan status sosial ekonomi, yang juga menghasilkan diskriminasi yang lain. Tidak peduli seberapa banyak uang atau kekayaan yang mereka miliki, juga posisi sosial yang mereka emban, setiap manusia perlu dihargai. Diskriminasi bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam dunia kerja, pendidikan, atau bahkan di lingkungan sekitar. Tentu saja, diskriminasi berdasarkan status sosial ekonomi dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi individu yang menjadi korban. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental, prestasi akademik, dan kesempatan untuk maju dalam karir. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan dan menghindari perilaku diskriminatif semacam itu.


Berikutnya kita akan beralih pada perbedaan yang banyak ditentang berbagai kalangan, baik kalangan yang tidak berpendidikan, hingga pada kalangan yang berpendidikan tinggi. Selain itu juga diskriminasi dilakukan oleh orang yang memahami fenomena ini dengan baik hingga oleh orang yang tidak memahami fenomena ini sama sekali. Banyak alasan orang melakukan diskriminasi pada kelompok ini, namun yang paling sering terjadi berlandaskan pada pandangan agama. Perbedaan yang akan dibahas berikutnya adalah identitas gender dan orientasi seksual. 


Identitas gender non binary dan orientasi seksual juga merupakan bentuk keberagaman karena manusia memiliki variasi dalam identitas gender dan orientasi seksual mereka. Dapat dikatakan bahwa orientasi seksual dan identitas gender seseorang adalah aspek yang alami dari keberagaman manusia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa orientasi seksual dan identitas gender bukanlah pilihan atau pengaruh dari faktor luar, melainkan merupakan bagian integral dari siapa kita sebagai individu. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup sesuai dengan identitas dan orientasi seksualnya tanpa diskriminasi atau penindasan. Penting juga untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan merangkul keragaman dalam segala bentuknya.


Berikut penjelasan tentang Identitas gender non binary, yang coba dijelakan dalam terminologi ini adalah keadaan seseorang yang merasa identitas gendernya berbeda dengan organ biologisnya, selain itu juga bagian ini juga menjelaskan identitas gender di mana seseorang merasa bahwa mereka tidak sepenuhnya mengidentifikasi diri sebagai pria atau wanita. Orang yang mengidentifikasi diri sebagai non-binary bisa merasa bahwa mereka sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai kedua jenis kelamin, tanpa merasa benar-benar cocok dengan konsep biner gender tradisional. Masyarakat kita yang cenderung memandang gender dalam kategori biner (pria dan wanita), oleh sebab itu saya merasa perlu untuk menjelaskannya, dengan tujuan tidak lagi terjadi diskriminasi pada kelompok ini dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi orang-orang yang merasa bahwa identitas gender mereka tidak dapat disederhanakan menjadi "laki-laki atau perempuan".


Perbedaan orientasi seksual mengacu pada berbagai jenis ketertarikan seksual yang ditunjukkan oleh seseorang. Ada beberapa orientasi seksual, termasuk heteroseksual, homoseksual, biseksual, aseksual (ketiadaan ketertarikan seksual), dan lainnya. Meskipun ada banyak perbedaan antara orientasi seksual, semua orang memiliki hak yang sama untuk dihargai tanpa diskriminasi atau prasangka. Penting untuk diingat bahwa orientasi seksual merupakan hal yang alami dan bukan pilihan atau perilaku yang dapat diubah. Sebagai masyarakat yang inklusif, kita harus menghargai perbedaan ini dan memberikan dukungan kepada siapa pun yang membutuhkannya. Orientasi seksual sangat beragam, dalam orientasi berbeda jenis saja atau hetero terdapat banyak variasi. Oleh karena itu, kehidupan pribadi seperti ini agaknya tidak seharusnya menjadi urusan publik, apalagi terjadi diskriminasi di antara keberagaman tersebut.


Terlepas dari perbedaan itu, diskriminasi dan pertentangan yang terjadi. Saya ingin menyatakan posisi saya pada perbedaan dua terakhir yang banyak mengalami ketidakadilan ini, bahwa posisi saya tidak pernah condong sebelah, saya selalu berusaha melihat sesuatu seobjektif mungkin dan berusaha adil. Meskipun dalam keyakinan saya hal seperti ini disebutkan "secara literal" harus 'dimusnahkan' namun nurani dan pikiran rasional saya mendukung kemanusiaan, di mana disebutkan oleh seorang pemuka agama yang toleran bahwa keyakinan formal yang saya anut pada posisinya tidak seharusnya jauh dari kemanusiaan.


Selain itu, saya ingin sedikit membahas tentang wokeness yang terjadi di barat, secara keseluruhan gerakan ini bagus, mengingat ini merupakan respons terhadap ketidakadilan sosial yang masih terdapat di banyak negara dan bertujuan untuk mempromosikan persamaan hak dan kesempatan bagi semua orang. Namun, agenda wokeness agaknya berlebihan dalam mengikapi orang-orang dengan keadaan khusus seprti yang saya bahas di poin terakhir ini, di mana anak-anak diajak untuk melihat yang tidak seharusnya. Batasan usia tetap harus diterapkan seperti halnya kita menyikapi hal-hal seksual lain. Anak-anak harus dibatasi hingga usia tertentu untuk terpapar hal yang berkaitan dengan kedewasaan, terlepas dari bagaimana gender dan orientasinya. 


Mengenai pembangunan fasilitas umum seperti kamar mandi, agaknya menjadi penting dilakukan supaya tidak ada orang yang tidak bertanggung jawab masuk ke kamar mandi wanita. Bisa saja kamar mandi wanita menjadi sasaran predator yang berpura-pura menjadi orang dengan identitas gender berbeda. Misal seorang pria yang mengaku memiliki identitas gender wanita lalu masuk ke kamar mandi wanita dengan berbagai niat buruknya. Pada akhirnya ini cukup meresahkan. Terlepas dari itu, dalam rangka membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis, penting bagi kita untuk menghargai dan merayakan keberagaman dalam semua bentuknya, agar semua orang merasa dihargai dan diterima. Kita tau bahwa Tuhan telah mengizinkan mereka hadir di antara kita.


Karena yang terakhir ini banyak pertentangan, saya merasa perlu menyampaikan bahwa kalian bisa menghubungi saya jika ingin membaca beberapa artikel jurnal mengenai perbedaan yang terakhir ini. Itulah beberapa perbedaan yang keberadaannya wajib kita hormati, pembahasan ini dimulai dari bahasan ras, agama, suku, ideologi, kemampuan fisik dan mental, usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, hingga identitas gender dan orientasi. Semuanya adalah bentuk ketidaksempurnaan manusia yang perlu dirayakan, karena semulia apapun anggapan kita terhadap diri kita, hingga kapanpun kita tidak berhak berlaku tidak adil.


19:12

Comments