Surganeraka yang Tidak Ada

Suatu siang saya berkata, berbuat baik adalah keharusan manusia. Lalu teman saya bilang, apa gunanya berbuat baik kalo kamu percaya surga neraka tidak ada, bahkan tuhan tidak ada (dia menambah topik tuhan, pendapat dia sendiri).


Saya diam, sebenarnya saya punya jawaban muter-muter di kepala saya, tapi tidak saya keluarkan. Jadi saya memutuskan untuk mejawabnya di sini, biar tidak hanya satu orang yang merasa terjawab. Barangkali ada yg punya pertanyaan sama terkait orang2 kek saya.


Saya bisa katakan untuk saat ini bahwa konteks berbuat baik yg saya katakan saat itu adalah konteks kemanusiaan, bukan konteks kompetisi menghasilkan pahala paling banyak untuk nanti mendapatkan imbalan surga dengan 7 bidadari yg entah kapan dan di mana itu.


Yang dimaksud surganeraka 'tidak ada' adalah surganeraka sebagaimana konsep agama2 besar dunia. Di mana digambarkan bahwa ia berbentuk seperti dunia kita tapi tidak memiliki keburukan-keburukannya.


Bagaimana mungkin masih ingin makan dan ingin berhubungan intm dengan bidadari ketika katakanlah kau bisa melihat wajah Tuhanmu? Saya rasa hasrat seperti itu akan hilang. Ke-aku-an ini juga akan hilang. Kembali pada ketiadaan bersama 'ketiadaan besar' yang sudah menanti.


Jadi jika saya berkata bahwa surganeraka tidak ada, itu dalam konteks surganeraka bentukan nafsu-nafsu manusiawi itu. Sedangkan dunia setelah kematian, menurutku adalah ketiadaan, bahwa ketiadaan juga ada, adanya adalah ketiadaan, kita berkumpul bersama ketiadaan besar yang kita sujud padanya.


08/10/23

Comments