Golongan Kiri yang Disalahpahami

Di antara dunia yang penuh kepentingan-kepentingan pribadi, ada golongan kiri yang rela berkorban untuk semua kepentingan, tapi yang berkorban seringkali dianggap cari perhatian atau bahkan mereka dikucilkan. 


Contoh sederhana seperti memiliki sepeda motor, semua orang punya kepentingan untuk memiliki sepeda motor untuk mempermudah kehidupannya sehari-hari. 


Lalu ada satu orang yang tidak mau membeli sepeda motor dan lebih memilih jalan kaki. Ia tau betul bahwa memiliki sepeda motor sama saja menambah emisi dan berdampak pada iklim bumi.


Bagi mayoritas, orang semacam ini tentu dinilai "bodoh" dalam tanda kutip. Pada saat perubahan iklim belum mengancam kehidupan mayoritas secara langsung, mayoritas akan menganggap tidak masalah memiliki sepeda motor.


Oleh sebab itu, si kiri dinilai berlebihan dan bodoh. Padahal banyak manfaat yang didapat ketika memiliki sepeda motor, kata mayoritas. Yang tidak disadari oleh mayoritas adalah, yang si kiri lakukan, adalah tujuan besar yang bahkan bisa juga menyelamatkan mayoritas. 


Mayoritas tidak melihat ancaman, ketika mereka saat ini hidup nyaman dengan menggunakan sepeda motor mereka masing-masing. Ketika belum ada yang berdampak langsung pada diri mereka atau keluarga mereka. Mereka tidak akan berusaha melihat gambaran besar kehidupan manusia ini.


Di sisi lain, si kiri, mungkin ia seorang pemikir, sehingga ia bisa melihat gambaran lebih besar dari dunia manusia ini. Bisakah kita mengajak lebih banyak orang menjadi orang yang rela berkorban seperti si kiri?


Semoga orang-orang seperti si kiri selalu ada. Atau sebagian dari pembaca tulisan ini menjadi si kiri, meski kadang harus kepanasan, kehujanan dan lelah berjalan. Tapi paling tidak, si kiri berhasil memaknai hidup dengan lebih berarti.


Banyak contoh yang bisa saya tulis dari orang-orang kiri, mungkin kalian pernah mendengar beberapa. Mereka benar-benar ada, nyata, dan bukan hanya cerita.


Tulisan tentang si kiri ini saya dapatkan ketika dalam perjalanan pulang, saat itu terik, saya memikirkan tentang hidup, apakah kehiduapan hanya tentang kepentingan individu dan keluarganya? Pertanyaan ini yang memantik terbentuknya kisah si kiri.


Kisah si kiri membangkitkan optimisme hidup saya, oleh sebab itu saya ingin banyak orang tau tentang kisah si kiri, supaya lebih banyak orang melihat gambar kehidupan manusia dengan lebih luas. 


Dengan begitu, saya optimis banyak orang menjadi mengerti, lalu paling tidak berterima kasih, kalau tidak pada si kiri, berterima kasih pada keberadaan si kiri. Jika memang menjadi seperti si kiri terlalu sulit untuk dilakukan.


Semoga pembaca dengan sendirinya menemukan contoh lain tokoh kiri ini, dengan begitu artinya pembaca berhasil melihat kehidupan manusia lebih lebar.


Saya juga percaya ketika kita melihat kehidupan lebih luas, lebih dalam, bukan sekedar tentang kita dan keluarga, kita, mau tidak mau, suka atau tidak suka, akan menjadi si kiri dengan sendirinya.


Contoh lain tentang si kiri saya tulis terpisah, tapi tidak akan saya bagikan, sepertinya terlalu pribadi. Saya juga ingin pembaca menemukan si kiri sendiri, dengan kemampuan pembaca masing-masing.



16:28

Comments