Orang Exact Cenderung Fanatik

 Pendapat yang mengatakan bahwa peningkatan kuantitas tentang isi kepercayaan pada diri seseorang akan membantu orang keluar dari fanatisme ke posisi relativisme, pada pengalaman tidak selalu berlaku. 


Orang dengan jenjang pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang terbebas dari fanatisme. Buktinya banyak profesor atau doktor yang terjerat kasus radikalisme. 


Bagiku ini bisa dijelaskan dengan sederhana, bahwa orang2 ini memperoleh gelar di bidangnya. Lingkup pengetahuannya hanya pada fokus untuk meraih gelar-gelar itu. Dan pada dasarnya pendidikan tidak mampu mengubahnya menjadi manusia pelajar jika pelaku pendidikan tidak mau dan tidak terbuka atas berbagai kemungkinan yg ditawarkan.


Ada penelitian yg menyatakan bahwa orang2 dengan jurusan exact, jika terjerat fanatisme, ia lebih keras daripada orang2 di luar jurusan itu. Knp demikian? Padahal ilmu exact, sains dan matematika, banyak menyumbang pemikiran yg terbuka. 


Dalam penelitian tersebut, dikatakan bahwa hal ini terjadi karena orang2 exact memiliki cara berpikir hitam putih. Kalo gak salah, ya benar. Inilah yang menyebabkan orang tersebut tidak bisa melihat spektrum di luar itu. Ketika ia memiliki semua keyakinan, ia akan berpikir hitam putih, keyakinan yg dimilikinya benar, sedangkan yang lain dinilai salah.


Selain itu di penelitian lain, menyebutkan lebih rinci syarat mengenai hal2 yang menyebabkan seseorang mengubah keyakinannya. Disebutkan bahwa nalar dan penyelidikan terhadap keyakinan yg dianutnya tidak cukup untuk mengubah seseorang, ada dua kategori lain yang mengantarkan seseorang pada potensi tidak fanatik.


Yang pertama adalah yg disebutkan tadi, yaitu melakukan penalaran dan penyelidikan bentuk2nya seperti meragukan, mempertanyakan, berpikir kristis, dan belajar. Kemudian melakukan kritik terhadap keyakinannya dan evaluasi ketidakpuasan yg bisa dirinci seperti mempertimbangkan nilai2 moral, keadilan, kemunafikan atas kemanusiaan dan lain-lain. Yang terakhir pengembangan diri, dalam artian selalu mencari pengetahuan baru tanpa pesimis, mengenal banyak orang dari berbagai golongan, memahami posisi orang lain.


Manfaat tidak menjadi fanatik apa? Saya lebih baik fanatik pada keyakinan saya, mengajarkannya pada anak turunan saya karena ini kebenaran dan hidup bahagia dunia akhirat. 


Jawabannya adalah membantu kita menjadi manusia. Menjadi fanatik hanya membuat kita berbuat baik pada sekeliling kita, hanya pada orang-orang di lingkaran terdekat saja yg memiliki keyakinan yg sama. Menjadi tidak fanatik, memberikan peluang lebih besar kepada kita untuk membuka diri realitas kehidupan dan sadar, bahwa ia hidup bersama dengan berbagai kemajemukan.


25/09/23

Comments