Random - Berita, Fakta, Prasangka, Gosip, Fitnah Bercampur Aduk

Apabila kita mendengar sebuah berita dan kita belum melihat secara langsung, ada baiknya kita tidak mengambil tindakan yang menghakimi atau membuat orang lain menderita. bukankah Islam mengajarkan kita tentang mengecek kebenaran berita yang kita terima, bukan sebaliknya, menghakimi dan saling tuduh tanpa konfirmasi.

Di balik sikap suka menghakimi dan suka menuduh ada jiwa yang kurang sehat, ia menganggap dirinya paling benar dan merasa tak pernah melakukan dosa, orang yang seperti ini biasanya malas berfikir. ia merasa dirinya berhak menilai dan menghukum orang lain dibawahnya yang ia anggap telah berdosa, bahkan ia mudah meremehkan siapapun, ia mengikuti aturan beragama secara buta dan mengambil keputusan yang cenderung mengikuti hawa nafsu.

Jika kita mendengar sebuah berita, dan banyak yang menganggap berita itu benar, apa yang seharusnya kita lakukan? misalnya kita mendengar seseorang telah melakukan kesalahan, tindakan yang pantas dan seharusnya kita lakukan adalah mengecek kembali, terus mengecek hingga kita tau kebenarannya karena berita, fakta, prasangka, gosip, fitnah bercampur aduk, jangan pernah libatkan kepentingan pribadi atau kelompok, kita harus menjadi penengah.
Jika kita sudah tau kebenarannya, tugas kita adalah menjaga berita itu, karena sangat keterlaluan apabila membicarakan orang dibelakangnya, membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tanpa mengetahui keseluruhan cerita yang bersangkutan dengan kejadian itu. bicaralah yang baik atau diam untuk menghindari adanya orang yang terdzalimi.
Jika kita merasa hal itu perlu melibatkan pihak berwajib, maka laporkan denga penuh rasa tanggung jawab, jangan terlalu lebay, misalnya karena terlalu kaya, setiap perkara melibatkan pihak yang berwajib, seperti kasus guru yang memukul atau mencubit anak didiknya yang tidak mematuhi aturan sekolah, itu berlebihan.
Jika tidak perlu melaporkannya, maka selesaikan secara kekeluargaan karena walaupun orang tersebut telah bersalah, tapi bagaimanapun juga manusia itu memiliki hati nurani untuk kembali ingat. setiap orang bisa kembali ke jalan yang benar, jika diberi kesempatan untuk kembali.

Apabila orang menghakimi begitu saja dan ternyata orang tersebut tidak bersalah, justru siapa yang bersalah sekarang? siapa yang jahat? siapa yang menjadi binatang? kadang-kadang kita perlu merasa berdosa untuk kembali menjadi lebih baik. kita perlu merasa bodoh untuk lebih banyak belajar, kita perlu melewati hari-hari mengerikan untuk merasakan manisnya kehidupan. manusia perlu dua-duanya untuk menjadi manusia yang bijak.


- Pagi Istimewa

Comments