Random - Bayang-bayang

Aku sempat berpikir, haruskah aku membuka pintu ini kembali, pintu yang sudah tertutup rapat, penuh debu dan sarang lama-lama.
Baru saja terlintas di benak untuk tidak membukanya lagi, tapi kenapa daun hijau di balik jendela selalu menebar kedaimain, hujan yang kadang turun bersama petir, seolah menghibur dan tak ada lagi yang dikata buruk.

Orang yang terlena akan arti setiap kata, bahkan makna dalam setiap arti itu sendiri, selalu mengiyakan angin musim kemarau dibawah guyuran hujan. Tapi selalu kalah pada bayangannya sendiri, hingga ia memilih menutup pintu dan berdiam di dalam ruangan yang membuat bayangannya menyatu dengan kegelapan. Hanya tersisa sedikit cahaya dari jendela persegi yang minimalis.
Bayangan yang enggan disebut namanya namun menaruh muka dalam setiap keadaan, ia berkata, "Kembalilah aku bayang-bayang bayanganmu". Bayangan itu selalu memaksa bahkan ketika ia tidak memiliki raga, ia pemberani atau akrab disapa tak punya malu.
Namun setiap yang ada akan tetap disapa ada, sebelum beradaan yang lain menjadi penguasa.

Gagang pintu yang sudah berkarat di pintu tua itu menangis, ia baru saja menyampaikan pesan bahwa dirinya ingin tetap menjadi gagang pintu.

Aku ingin mengajak kalian berpikir sebisa kalian mau, jika tidak, berarti  aku sudah pergi bersamaan dengan egomu yang memuncak tinggi. Jika engkau pasrah, aku ada.

Ilmu dan Nurani
Ilmu dan Ego
Nurani dan Nurani
Ego dan Ego

Lantai berkeramik putih mengeluarkan cahayanya disaat debu ramah menyapa kaki, tapi bagi yang enggan berpikir akan kompak berkata itu membunuh kesucian, bagi yang pasrah akan sadar, sedang yang berego, tak berbeda bahkan ketika mendapat penjelasan seribu kali.

Semuanya bercerita, semua berkata-kata, tidak ada yang benar tidak ada yang salah, semua hanya soal menerima, karena itulah kunci hubungan kita.

Bukan urusan bagi pintu, gagangnya, jendela, daun, angin, hujan dan lantai berdebu, bukan urusan mereka, tapi mereka di dekatku, mereka tak bisa menolak hanya dengan menutup mata dan telinga, mereka adalah saksi. Aku berharap kita bisa berdamai lagi, kau bisa di depanku juga di belakangku, atau semaumu di samping kanan-kiriku. Tapi jangan menjadi diriku, kau tetaplah bayang-bayangku.


- Malam Tanpa Bayang-bayang.

Comments