Random - Kebaikan

Jika kebaikan berada dalam hatimu, iman akan mengikutinya. Jika kebaikan tidak ada dalam hatimu, jangan harapkan iman bersamamu.

Apapun agamanya tetaplah kebaikan yang dijunjung tinggi, kebaikan tidak memiliki batas, lintas agama sekalipun. Namun iman berbataskan agama itu sendiri, karena dalam setiap agama memiliki pandangan masing-masing. Dengan kebaikan, kita akan menemui kebenaran yang sejati, tidak samar-samar dan tidak pula menipu.

Kadang kebaikan bukanlah sesuatu yang bisa dinilai subjektif, satu contoh ketika kita menganggap sesuatu baik, bukan berarti orang lain akan setuju. Jika seseorang memaksa orang lain meyakini suatu hal yang dianggap baik, maka cara yang dilakukan bukanlah kebaikan, karena bersifat 'memaksa'. Orang itu perlu berpikir lebih dalam dan kemudian menggunakan cara yang lebih baik. Untuk menentukan baik atau buruk diperlukan perenungan dengan pikiran dan hati yang bersih, jika hati dan pikiran sudah terbiasa dengan keburukan, bukan tidak mungkin, kita tidak akan mengerti segala sesuatu yang terjadi dan tidak akan menemukan kebenaran yang nyata. Orang itu hanya akan terus mengeluh dan emosi. Sebaliknya jika hati dan pikiran bersih, kebenaran dalam setiap perkara dapat terlihat jelas seperti menyaksikan langsung dengan mata kepala.

Kadang kebaikan bukanlah sesuatu yang tampak sedangkan yang tampak dan mengatasnamakan kebaikan kadang bukanlah kebaikan yang murni.
Misal memperbanyak tingkah meniru seorang Kiai atau Ulama' ketika banyak orang, sedangkan ketika sendirian biasa-biasa saja. Inilah bahayanya jika di hati tidak ada secercah kebaikan, maka yang ada hanyalah kemunafikan. Sedangkan mereka orang yang ditiru adalah orang yang didalam hatinya kebaikan-kebaikan, sehingga ketika mereka lalai, mereka segera kembali. Bukan emosi dan marah-marah jika dinasehati. Bahkan ada yang tidak mau menyadari kesalahan dan terus-menerus mencari alasan yang dapat mendukung egoismenya, termasuk ayat-ayat Tuhan turut mereka bawa.

Bukan maksud melarang meniru mereka (Ulama' dan Kiai), hanya mengingatkan karena kita kadang kebablasan dan lupa dimana posisi kita. Bertindak seolah-olah sudah berada di level mereka, dengan nafsu, egoisme yang tinggi dan dengan kehendak pribadi yang menggebu-gebu. Mengganggap orang lain dibawah kita, mudah mencela orang yang tidak sesuai dengan kehendak kita dan mudah mengkafirkan orang lain. Bahkan menggunakan ayat-ayat Tuhan yang agung dan mengatasnamakan kebaikan. Padahal hanya berdasarkan nafsu dan kehendak pribadi. Cobalah kembali berpikir, mengenal diri sendiri dan bacalah keadaan sekitar.

Mulailah dari hal kecil, jangan pernah meremehkan kebaikan walau hanya melihat saudaramu tersenyum. Karena kebaikan bukanlah sesuatu yang dapat diukur melainkan dirasakan, dengan berpikir, kita bisa tau bagaimana kita memperlakukan seseorang dengan membandingkan diri kita berada di posisinya, sangatlah simpel.

Ketika kita meniru tingkatan mereka (Orang-orang pilihan), seolah-olah berada di level mereka, sedangkan kita tidak pernah berpikir, merenung lebih dalam mengenal diri sendiri kemudian menyadarinya, maka hanya riya dan takabur saja yang melekat dalam hati, mulailah dari hal kecil dengan ikhlas, jika Tuhan berkehendak, bukan tidak mungkin kita akan menyamai kedudukan mereka. Amiin.


Berikut ini beberapa hadist tentang kebaikan yang sudah saya kumpulkan  :

·         Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:
”Sesungguhnya Allah ta’ala mewajibkan berlaku baik terhadapat segala sesuatu”.
(Diriwayatkan oleh: Muslim (no. 1955), Ahmad (IV/123, 125).

·         Nabi Muhammad SAW bersabda, “kebaikan adalah tanda Iman dan barangsiapa yang tidak baik, tidak memiliki iman.”

·         “Setiap kebaikan adalah sodaqoh” (HR. Muslim)

·         Seorang sahabat pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlaq Rasulullah sebagai seorang suami. Aisyah menjawab "Beliau adalah orang yang paling lemah lembut dan dermawan. Beliau sama seperti suami-suami kalian, hanya saja beliau lebih banyak tersenyum"

·         Rasulullah bersabda: “hendaknya engkau bersikap lembut dan juhilah olehmu sikap keras dan keji.” (HR. Bukhari)

·         Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasulullah Saw menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlaqlah dengan akhlaq mulia”.... (HR. Tirmidzi)

·         “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian.” (HR. Muslim)

·         “Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia...” (HR. Ath-Thabrani)

·         Paling dekat dengan Aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

·         Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlaq yang baik. (HR. Abu Dawud)





- Pagi.

Comments