Madura Go Internasional

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata "Madura?" Paling-paling sate Madura, soto Madura dan karapan sapi. Tidak banyak memang yang kita tahu mengenai Madura ini, padahal kita hidup berdampingan. Sebagian mungkin berawal dari ketidakacuhan kita terhadap mereka, saking sibuknya kita mengurusi peliknya urusan hidup masing-masing. Kalau berbicara bahasa Madura, mungkin sebagian menyangka bahasanya relatif mirip dengan bahasa Jawa atau bahkan Indonesia. Padahal tidak juga. Kemiripan kosa kata dan struktur pasti bertebaran karena secara tipologis kan sarumpun, tapi bahasa Madura memang berbeda dengan bahasa tetangganya (baca: Jawa, Sunda, Bali dan Indonesia). Keunikan bahasa Madura ini telah menarik minat seorang peneliti kawakan dari University of Iowa, Prof. William Davies. Beliau adalah seorang ahli sintaksis yang memang menaruh minat besar terhadap bahasa-bahasa di Indonesia, khususnya di Jawa. Beliau pun sudah menggeluti bahasa Madura lebih dari 15 tahun, setelah sebelumnya meneliti bahasa Jawa. Karya terbaru Prof. Davies ini berupa buku grammar (tentunya berbahasa Inggris) yang diterbitkan oleh penerbit Jerman, de Gruyter. Buku ini dikeluarkan tahun lalu dan sudah beredar di mana-mana. Sebagian isinya menilik bahasa Madura dari kacamata linguistik. Nah, ternyata buku ini sebenarnya bagian dari hibah penelitian yang beliau peroleh dari NSF (National Science Foundation) yang besarnya luar bisa, $185,000. Hitung sendiri berapa nilainya dalam rupiah. Besar sekali, pastinya. Bukan itu saja, dengan wasilah hibah ini, beliau menemukan aspek lain ikhwal Madura yang menarik untuk diangkat. Apa coba? Dongeng. Dari proses pengumpulan data untuk tujuan penulisan buku tata bahasa Madura, beliau mendapatkan beberapa dongeng atau legenda rakyat Madura yang sarat dengan keunikan budayanya. Dari situ, beliau merancang proposal ke Yayasan Toyota untuk sebuah program penyebaran dongeng Madura secara internasional. Proposalnya jebol juga. Dan, beliau memperoleh dana luar biasa besarnya untuk mengumpulkan dongeng Madura dalam kurun waktu dua tahun. Beliau merekam beberapa tokoh budaya Madura untuk mendongeng dan kemudian video beliau sebarkan dalam situs di perpustakaan kampus. Rencananya, video-video dongeng Madura itu pun akan disajikan dalam bentuk DVD untuk kemudian disebarluaskan, utamanya di Indonesia. Bahkan, untuk memaksimalkan penyebaran dongeng, beliau sudah menghubungi beberapa penerbit untuk menerbitkan buku kompilasi dongeng Madura tiga bahasa: Madura, Indonesia, Inggris. Keren kan! Saya tahu betul semua ini karena saya pernah bekerja kepada beliau untuk mengisi sub-judul bahasa Indonesia dan Inggris dalam video. Dongengnya luar biasa beragam dan padat akan nilai kultural serta pesan moral. Bahkan dalam beberapa dongeng, saya bisa belajar bagaimana kentalnya pengaruh Islam dalam masyarakat Madura. Laiknya dongeng, pasti ada saja hal-hal mistis atau gaibnya. Tapi itulah salah satu hal yang membuat dongeng-dongeng ini menarik. Sebenarnya, kalau kita mau sedikit peduli akan budaya kita, banyak sekali hal yang bisa gali untuk disebarluaskan ke antero jagad. Mulai dari bahasa, dongeng atau cerita rakyat, tarian dan nyanyian dan banyak lainnya. Tapi, lagi-lagi saking sibuknya kita mengurusi diri kita sendiri, kepedulian dan rasa cinta kita baru menjamur manakala salah satu warisan budaya kita dicuri oleh negara tetangga, semisal Malaysia. Nampaknya, kepedulian kita akan khazanah budaya baru sebatas reaktif, belum proaktif.  Makanya, jangan heran kalau di masa mendatang banyak orang asing yang lebih paham akan budaya kita. Semoga tidak pernah terjadi.

Selengkapnya : http://m.kompasiana.com/erikurn/madura-go-international_550069f3813311eb18fa7807


Comments