Puisi - Terkasihi

Di balik punggungmu kulepaskan kerinduan, di sudutmu memandang kumelihat kasih, setiap lahkan hentak kakimu kutahu bahwa ada kepastian, rusak tapi tak pernah hancur, busuk tapi tak pernah berbau, semua mengalir begitu saja, aku tak meniatkannya jadi begitu, mungkin angin telah mendorongku mendekat, pepohonan juga merestui, benda-benda mati turut hidup untuk mencatat. Tuhan, ini aku aktor yang memerankan ceritamu, beri aku petunjuk agar aku tahu bagaimana cara berbuat, tidak sesat dan mudah-mudahan bisa cermat. Kedipnya meneduhkan hati, diamnya adalah makna, walau begitu, kutau harus ada dinding suci yang memisah antaranya, supaya tetap mulia yang telah dikata mulia oleng penciptanya, untuk apa menabur rindu terlalu dalam jika nafas bukan seutuhnya menjadi milikmu, semua yang nyata punggungmu, sudut pandangmu,  langkah kakimu, hanya suatu irama yang mulai terbawa angin, hampir tak terdengar, tersisa bisikan halus, merambat dari ujung kaki hingga kepala dan berkata, semua dari sang Pencipta. Aku simpulkan semua itu dengan kata "cinta". Jangan merusaknya dan mengotori, karena ini suci dari Tuhan yang mengasihi.



- Pagiku ku kuu kuuk
08 Ramadhan 1438

Comments