Random 1 - Membaca Sekitar

Dingin ini menusuk, beruntung tak ada lagi kerinduan, aku mulai terbiasa dengan sepi. Menatap dedaunan dari pohon dan semak-semak, langit dan awan yang memadu keserasian, kicau burung dan gerak-geriknya berpindah dari satu ranting ke yang lain, jauh lebih menghibur daripada menatap masalalu. Kehangatan yang merambat diam-diam bersama datangnya mentari menambah energi positif. Apa yang sulit dalam hidup? Hidup kita untuk siapa? Apa fungsi agama? Dan rentetan pertanyaan lain.

Pertanyaan ketiga membuat saya terhenti sejenak, saya pikir perlu untuk menulis jawaban dari pertanyaan ketiga. Sebenarnya apa fungsi agama? Seperti yang sudah kita tau, agama menuntun manusia ke jalan yang benar. Apakah agama sudah gagal? Saya melihat banyak orang yang seolah-olah tidak tertuntun, kemudian saya melihat ke dalam diri, sudahkah saya tertuntun? Saya rasa agama tidak gagal, yang gagal itu saya. Agama telah menuntun saya, namun saya menjauh. Agama mengajarkan banyak hal, saya rasa semua orang sepakat bahwa agama mengajarkan kebaikan, hidup di dunia dan akhirat.

Apa fungsi agama jika masih banyak percekcokan di antara kita, saling menyalahkan dan mencaci antar individu atau kelompok. Agama tidak gagal, yang gagal itu kita; gagal menahan diri. Kadang kita harus paham bahwa tidak semua keinginan harus dituruti. Agama tidak mengajarkan kita untuk saling membenci dan menyalahkan, agama mengajarkan kita untuk saling mengingatkan; mengingatkan bukan dengan membenci dan menyalahkan. Kita harus mengajak dengan baik; membaca keadaan sekitar. Banyak orang yang sudah sangat mengerti agama, tapi mereka tidak mengerti bagaimana membaca keadaan, hasilnya mereka menyampaikan kebenaran dengan cara yang mereka mau. Seharusnya kita mencoba mengerti bagaimana keadaan orang yang kita ajak, supaya perdamaian yang kita impikan benar-benar terjadi di atas bumi ini. Seperti damainya kicauan burung dan keserasian antara awan dan langit meski berbeda warna.

Keinginan setiap manusia tidak pernah sama, kita memiliki keinginan masing-masing yang tak mungkin bisa disatukan. Maka dari itu, kita harus mengerti. Ada saat-saat dimana kita harus mencoba berada dalam posisi seseorang untuk sekedar merasakan yang mereka rasakan, dengan begitu pikiran kita lebih terbuka dan kesalahpahaman tidak terjadi. Persaudaraan kita di atas nama kemanusiaan akan sehangat mentari pagi. Bumi berdamai dan tergambar manusia sebagai khalifah yang sejati.

Dimulai dari kesadaran untuk diri dan kesadaran untuk dunia. Untuk sadar, kita harus tau, untuk tau, kita harus membaca, membaca sangatlah penting, bukan hanya membaca tulisan, tapi membaca keadaan, baca alam sekitar, pahami segala sesuatu yang terjadi; yang kita lihat, karena sejatinya itulah petunjuk untuk kita, dengan begitu kita akan lebih mengerti hidup. Jangan terlarut dengan masalah dan tujuan yang membuat kita lupa untuk mengerti, terutama mengerti yang sering terjadi; masalah perbedaan. Bukankah telah terabadikan dalam kitab suci bahwa adanya perbedaan adalah untuk dikenal, mengenal bukan sekedar tau, tapi memahami.


08:33
___
Postingan pertama
Agustus

Comments