Puisi - Mendung dan Hujan Selalu Mengundang Puisi

Sayup-sayup terdengar berganti deru angin menerpa wajah. Langit yang membeku memanggil wajahku yang teramat rindu, hati sepi ibarat keringnya tanah dengan langit menghitam disanalah diriku, terpaku menjulang tapi tak lama. Janji agung tak terbantahkan memperpanjang masaku, mengiang suara itu selalu buatku rindu. Tuhan, tidaklah engkau murka padahal aku penuh dosa, ampunan-Mu hidup disetiap dagingku yang hina. Aku malu, palingkan wajahku tak kuat lagi untuk katakan tapi aku... aku rindu... aku rindu... kukatakan walau ku sangat malu. Dedaunan hijau, arus air mengalir bebas, angin segar bertiup berirama, menyugukan cerita tentang kasih sayang Sang Pencipta, bahwa... semuanya memuji-Nya aku malu, dosaku, kumenangisinya.


- Mendung Mengundang

Comments