Puisi - Bukan Puisi

Masih buatku tertawa
Ruang waktu yang biasa berlalu
Kini terasa asing...
Ingin kuhempaskan saja ke tanah kering
Aku merasa enggan untuk mengenalnya kembali
Tapi rindu masih memberontak untuk pergi
Apa boleh buat bila rasa membuatnya menjadi berbeda
Inilah saatnya...
Tulisan tangan dibacakan
Dengan tinta, cinta dan cerita lama yang enggan bertaut satu
Dan membuat ingatan palsu
Tak ditunggu tapi merindu

Masih buatku tertawa
Lonceng yang menggantung...
Seorang kakak dan adiknya
Langkah kaki mereka
gelak tawa hingga tangisan
Semua mengalun lembut
Terdengar indah padahal gundah
Jalan saja dengan tulus
Lambat tak apa asalakan lurus
Cerita siput tanpa cangkang
Jika adapun terbuat dari batu
Dicaripun sudah cukup langka
Yang ada hanya untuk rakyat merdeka
Kakak beradik itu berlari semakin lihai saja
Buatku terjepit diantara dua media
Suara gerbang yang memecah gendang telinga
Membuat semua yang disana
Tak lagi ingat kata cinta
Ramah-tamah tidak lagi menjadi topeng mereka
Semua luntur

Masih buatku tertawa
Kini tiba saatnya kembali
Tak lagi jalan terjal
Tak lagi jalan berbatu
Jangan hinakan karena mereka wayang
Mereka digerakkan oleh para dalang
Sudahlah...
Kita bebas kita lepas
Lampu-lampu setia menemani
Kedinginan mulai menyelimuti
Untungnya...
Jembor hangat siap dijajal


- Tadi Malam (30 - 31)

Comments