Cerpen - Aku Butuh Kesadaranmu
“Kullu man ‘alaihaa faan [55:26]. Semua yang ada di bumi itu
akan binasa” Muhmam berkata-kata samar, kemudian kembali membalas pesan Aya.
“Entah kenapa, temanku juga bermimpi seperti mimpi yang aku
ceritakan padamu beberapa waktu lalu. Apakah dia benar-benar memiliki pesuruh
dari bangsa jin, bagaimana mungkin mimpi kita sama kalau memang tidak ada
sesuatu dibalik itu semua?” tulis Aya dalam pesannya.
“Aya, jangan pernah menarik kesimpulan sebelum ada
bukti-bukti yang cukup, satu bukti saja sebenarnya juga belum cukup, kamu butuh
beberapa bukti untuk menarik kesimpulan. Karena menurutku, sangat kejam apabila
kau menelannya mentah-mentah, membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab
tanpa mengetahui keseluruhan cerita”
“Baiklah, apa yang harus aku lakukan? Aku takut.”
“Kita tidak tahu kebenarannya, terlepas dari benar atau
salah, mudah-mudahan dia diberi jalan yang benar. selayaknya perbanyak membaca Al-qur’an
dan amalan-amalan yang baik supaya hatimu menjadi tenang dan mendapat perlindungan
dari Allah.”
“Mudah-mudahan Al-qur’an selalu di hati kita. menurutmu
kapan waktu yang tepat untuk membaca amalan-amalan itu?”
“Setiap kamu merasa ingin membacanya, sesering mungkin, karena
tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulai kebaikan kecuali detik dimana
kamu ingat.”
“Terimakasih Muhmam. Tapi, Kenapa ada orang seperti dia?.
padahal dia sudah beristri, apakah dia ingin yang lebih muda. Aku berusaha
untuk tidak memakan bangkai saudaraku sendiri; suudzon, namun kejadian dan
cerita dari temanku, seakan-akan memaksaku untuk memakannya. Oh Tuhan, jangan
biarkan aku menghakiminya sebelum ada bukti-bukti yang jelas.”
“Aya, kau tau? Banyak sekali orang-orang yang bahkan sudah
mengerti agama, namun seakan-akan enggan untuk mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari, mereka tidak bersedia. Padahal Allah lebih merindukan tangisan
mereka yang ingin ‘kembali’ daripada dzikir para ulama. Aku ingatkan kembali,
jika yang kamu katakan itu benar. Percayalah, Jin yang membangkang takut kepada
manusia yang berada di jalan Allah, Mereka juga memiliki ketakutan, seperti
ketakutan orang yang beriman lemah kepada mereka. jangan khawatir, percayalah
tidak akan terjadi sesuatu, kepercayaan mematahkan segalanya.”
“Aku menjadi lebih tenang, terimakasih Muhmam, kau selalu
menyibak segala tabir dengan cara yang sederhana dan hadir untuk memberi jalan.”
Bagi Muhmam, hal-hal yang terjadi pada Aya adalah dampak
dari perbuatan yang sudah berlebihan, ia menjauh dari kaidah agama, itu
sebabnya ia bermimpi buruk, Aya melakukan sesuatu yang menjadi pengundang
banyak kerugian baginya.
“Aku kembali menjalin hubungan dengan seorang pria, namanya
Dody, tapi aku yakin aku tidak akan berlebihan, tidak akan menjadi seperti
mereka yang lalai. Ini adalah caraku menyambut masa depan.” tulis Aya dengan
pembahasan yang berbeda.
Aya tidak sadar, selama ini Muhmam berharap agar Aya
menyadari perbuatan yang menurutnya tidak berlebihan. Kau tahu Aya, yang kau
lakukan saat ini seperti mencari babi yang halal, atau sebaliknya, kau
menghalalkan babi. Begitu menurut Muhmam.
Cinta seharusnya membawamu pada kebaikkan, karena cinta
anugerah dari Tuhan. Perbuatan-perbuatan yang menginjak-injak peraturan agama
menjadi masalah yang dihadapi banyak orang saat ini, mengaku cinta, tapi
membawa keburukan, menodai arti cinta yang suci.
*
Aya adalah wanita yang baik, ia berhijab. dan lelaki yang
sedang menjalin hubungan dengannya juga baik, namun mereka tidak punya cukup
cahaya untuk menerangi jalan mereka.
Lelaki itu bahkan mengirim surat kepada Aya yang berisi ayat
Al-quran, Aya menceritakan pada Muhmam,
“Dan aku telah memilihmu, untuk diriku” kutipan surat itu.
Hal itu membuktikan bahwa Dody masih ingat kitab sucinya. namun
sayang, ia menggunakannya untuk sesuatu yang salah dan dalam konteks yang salah
pula. ia mencampurkan sesuatu yang hina dengan sesuatu yang mulia. Sangat jelas
diceritakan dalam ayat tersebut “Dan Aku telah memilihmu (menjadi rasul) untuk
diri-Ku [20:41]”.
Ia dibutakan oleh nafsu dan melakukan yang tidak seharusnya.
Kalau saja manusia mau membebaskan akal pikirannya dari belenggu hawa nafsu, niscayalah
dengan petunjuk Allah ia akan sampai kepada kenyataan alam yang telah
dipersiapkan untuk membuktikan kebenaran yang dicarinya.
*
Muhmam adalah lelaki yang selalu menyebut Aya dalam setiap
doanya, rasa kecewa dan ingin memiliki terus menerpa. namun ia teguh terhadap
apa yang ia yakini; akan ada sesuatu untukku dari Sang Maha Kasih, Ia pemilik
segala cinta. Ia menuliskan kisah yang indah untuk orang yang sabar dan shalat.
Biarkan orang lain mengatakan sesuatu, ketika apa yang dilakukan diyakini
benar, kita lanjutkan.
Ini bukan pertamakali Muhmam mendengar orang yang sangat ia
cinta bersama orang lain. kesekiankalinya ia berusaha mengendalikan diri untuk
tidak menyatakan perasaannya, bukan tidak pernah, saat ia menyatakannya, Aya
hanya menganggap Muhmam bercanda, hal itu menjadi benteng tersediri bagi
Muhmam; terhindar dari dosa.
Setelah itu, ia tidak melanjutkan niatnya, hanya menunggu waktu
yang tepat. mengiklaskan, atau jika berjodoh, menghalalkannya.
*
“Muhmam, Aya kecelakaan!” ujar Fauzan nafasnya
tersengkal-sengkal setelah berlari menghampiri Muhmam.
“Aku sudah mendengar kabar itu dari orang-orang” Muhmam
menjawab dengan kepada tertunduk.
“Bagaimana mungkin kau sudah tahu sedangkan kau terlihat
tidak khawatir sedikitpun, dia kan sahabat kita”
“Bagaimana aku tidak mengkhawatirkannya sedangkan ia adalah
nafasku” gemanya dalam hati.
“Mari kita jenguk dia setelah pulang sekolah, aku akan
menjeputmu, dia dilarikan ke rumah sakit citra medika"
*
*
Sesampainya di rumah sakit, Ibu Aya menceritakan bagaimana
Aya bisa kecelakaan, ibunya bilang bahwa Aya pergi bersama Dody, ia dibonceng
menggunakan sepeda motor. Orang-orang yang melihat kejadian itu bilang bahwa
tidak ada yang salah dalam kecelakaan itu, kecuali mereka berdua, Dody dan Aya.
Dody tidak fokus saat berkendara, mereka saling bertukar
kata dan tidak memerhatikan kendaraan di depan mereka, Brakk! akhirnya mereka
menabrak kendaraan di depannya. Aya terpental beberapa meter. ia tidak sadarkan
diri saat dibawa ke rumah sakit, sedangkan Dody hanya luka ringan.
Aya sudah siuman sejak Fauzan dan Muhmam datang, namun ia
terbaring lemah hanya mendengarkan Ibunya bercerita tentang kejadian yang
menimpanya dua hari lalu.
Setelah beberapa menit berbicara bersama Ibunya. Aya bangun,
Ibunya segera meraih bantal dan membuatnya sedikit miring supaya Aya bisa
bersandar.
Aya tersenyum kemudian berkata,
“Terimakasih sudah datang” ujarnya dengan suara lemah namun
tetap tersenyum. Muhmam tersenyum.
“Sama-sama” balas Fauzan tersenyum. Aya kemudian bercerita
tentang pasien kamar sebelah yang menderita perut membesar dan membengkak,
Ibunya juga ikut bercerita sesekali.
“Kata dokter itu penyakit ascites yang menyerang hati. Itu
adalah penyakit yang seringkali kita sebut penyakit kiriman, santet atau guna-guna.”
ujar Aya tertawa menceritakan istilah dokter yang asing didengarnya, menurut
Aya lucu karena selama ini masyarakat menyebutnya penyakit guna-guna. Fauzan
ikut tertawa.
*
*
Bagi setiap nyawa yang
berkelana
Mata adalah mulut yang
menyuarakan hati melalui air mata
Apa guna berdiri di
atas tumpukan emas
Jika tangis masih di
dalam dada
Melihat langit merasa
silau
Melihat tanah merasa
hampa
Aya tertawa riang bermain air, sesekali memercikkannya pada
Dody. Aya kembali pulih setelah beberapa hari harus dirawat di rumah sakit.
suaranya sesekali terdengar dari kejauhan di antara suara-suara ombak, mereka
berdua berjalan beriringan dan saling bergandengan tangan, berjalan mengikuti
garis pantai, layaknya suami istri. Atas perintah Dody, sesekali teman Dody memfoto
mereka berdua.
Aya tetap tidak sadar walaupun ditimpa musibah sekalipun, ia
sangat keras kepala.
Beberapa menit kemudian, Aya memulai percakapan melalui
pesan,
“Muhmam, aku bahagia”
“Kamu di mana?” tanya Muhmam, merasa aneh.
“Aku di pantai bersama dia dan temannya”
Perasaan Muhmam benar, baru saja ia mendoakan kebaikan untuk
Aya, namun inilah yang terjadi. Sejujurnya, ia tidak ingin dikatakan ikut
campur, tapi ia juga tidak ingin orang yang ia cinta salah jalan, ia seperti
ini karena peduli.
Melihat foto-foto mereka berdua yang mereka unggah ke media
sosial, membuat Muhmam tak mampu menahan amarah.
“Aya, maafkan aku, inikah yang kau katakan tidak berlebihan?
perlu kamu ketahui, sejak pertama, kau berada di titik jauh melampaui batas,
apakah kamu sadar? Tidak, kau telah dibutakan oleh hawa nafsu. Aya, kesalahan
berasal dari cinta kepada sesuatu, dan tidak cinta kepada sang pemilik segala
cinta. Inilah yang kamu agung-agungkan. Inilah yang terjadi, kau lihat... kamu
dan kebanyakan dari mereka menganggap hal itu keren, gaul dan sebagainya. Ini
terjadi karena kurangnya rasa cinta terhadap agama.” Tulis Muhmam, marah.
Sejak saat itu, Aya tidak lagi menghubungi Muhmam. Kata-kata
Muhmam tak berarti baginya, yang ia pikirkan hanya hubungan antara dirinya dan Dody,
selama ini ia mengganggap Muhmam hanya tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Aya
tidak berubah, ia menjadi lebih keras kepala.
*
“Berikanlah hamba kemampuan menjadi manusia yang selalu
mengingat [semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal wajah
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?]” getar hati Muhmam.
Akal manusia yang dapat mencapai pengertian yang sebenarnya,
hanyalah akal yang murni dan suci, bukan akal yang diliputi nafsu kehewanan
yang rendah. Sungguh kebudayaan sekarang ini berbahaya bagi kemasnusiaan;
kebudayaan yang membiarkan umat manusia berpikir secara bebas mencari
kebenaran, suatu bahaya yang merusak dan menyesatkan, malah menyebabkan alam
pikiran manusia tunduk kepada nafsu-nafsu hewani. Sikap-sikap yang ditularkan
adalah sikap yang rendah dan murah. Mereka tidak mampu menggunakan pikiran yang
sesuai dengan panggilan hati nurani yang dianugerahkan Tuhan.
Akan tetapi dibalik itu masih ada segolongan manusia yang
tetap mau mendengar panggilan akalnya yang sehat dan hati nuraninya yang murni.
mereka memiliki ketangkasan berpikir yang memungkinkan mereka dapat menemukan
kebenaran di tengah-tengah suasana kehidupan modern yang nampak gemerlap ini.
- Februariku Hingga Lepas Ujian
Comments
Post a Comment