Random - Jangan Rusak Indonesia
"Belajar agama mengandalkan Google?"
Inilah yang terjadi saat ini, ilmu agama masih dangkal sudah bertindak seperti kiai atau ustad, bangga sama tulisan copy paste, mudah menyalahkan orang lain seolah-olah dirinya yang paling benar, tidak lagi merasa takut salah, tidak lagi mengoreksi kesalahan sendiri, semua informasi yang sejalan dengan pikirannya dibesar-besarkan tanpa mencari tahu kebenarannya.
Menurut saya orang-orang yang seperti itu kurang pasrah, padahal dengan adanya perbedaan pendapat, kita bisa menggunakannya sebagai bahan perenungan, bukan saling menyalahkan dan mengalahkan, kita ini satu, Indonesia dan itu final, tidak ada yang boleh merusaknya.
Tidakkah kalian sadari bahwa kita disibukkan dengan hal-hal seperti ini supaya kita lengah? Supaya lupa memperbaiki diri, lupa memperbaiki kualitas hubungan kita dengan manusia dan hubungan kita dengan Tuhan. Kalau diibaratkan sebagai seorang penjual, kita selalu menjual dan lupa untuk menambah jualan kita.
Jika kamu merasa bahwa dirimu yang paling benar, jangan percaya begitu saja, tanyakan pada dirimu, jangan pernah merasa puas untuk bertanya, tanyakan dan tanyakan hingga kamu sadar bahwa kamu hanya manusia yang hina tempat salah dan dosa.
Apakah kalian tidak merindukan Indonesia yang damai dengan keberagamannya? Diantara keberagaman itu salah satu yang menonjol adalah agama.
Untuk saat ini boleh suatu kelompok menganggap dirinya yang paling benar, tapi coba rasakan sebaliknya, bagaimana jika kita terlahir di kelompok yang lain? Masihkah kita menganggap bahwa kitalah yang paling benar? Atau berpikir dan berbuat baik mengharap menemukan kebenaran.
Kita sebagai orang yang telah terlahir di jalan kebenaran, hendaknya menuntun mereka yang tersesat ke jalan yang benar dengan berbuat baik, bukan malah berkata-kata lepas tanpa batas sehingga kita tak ada bedanya dengan mereka yang tersesat. Kembali saya katakan, bagaimana nasibmu jika terlahir sebagai orang yang tersesat dan tak menemui orang yang peduli padamu sama sekali untuk menuntunmu pada jalan yang benar?
Saudaramu saja kau samakan mereka dengan orang-orang yang tersesat hanya karena urusan dunia yang segera berakhir, apalagi kepada mereka yang benar-benar tersesat.
Akhiri semua ini dan berbuat baiklah kepada sesama, bukankah jika ada api harus ada air untuk memadamkannya?
Jika semuanya api, Indonesia kita akan hancur. Biarkanlah Indonesia menjadi dirinya sendiri.
- Cahaya Pagi dan Awan Hitam
Inilah yang terjadi saat ini, ilmu agama masih dangkal sudah bertindak seperti kiai atau ustad, bangga sama tulisan copy paste, mudah menyalahkan orang lain seolah-olah dirinya yang paling benar, tidak lagi merasa takut salah, tidak lagi mengoreksi kesalahan sendiri, semua informasi yang sejalan dengan pikirannya dibesar-besarkan tanpa mencari tahu kebenarannya.
Menurut saya orang-orang yang seperti itu kurang pasrah, padahal dengan adanya perbedaan pendapat, kita bisa menggunakannya sebagai bahan perenungan, bukan saling menyalahkan dan mengalahkan, kita ini satu, Indonesia dan itu final, tidak ada yang boleh merusaknya.
Tidakkah kalian sadari bahwa kita disibukkan dengan hal-hal seperti ini supaya kita lengah? Supaya lupa memperbaiki diri, lupa memperbaiki kualitas hubungan kita dengan manusia dan hubungan kita dengan Tuhan. Kalau diibaratkan sebagai seorang penjual, kita selalu menjual dan lupa untuk menambah jualan kita.
Jika kamu merasa bahwa dirimu yang paling benar, jangan percaya begitu saja, tanyakan pada dirimu, jangan pernah merasa puas untuk bertanya, tanyakan dan tanyakan hingga kamu sadar bahwa kamu hanya manusia yang hina tempat salah dan dosa.
Apakah kalian tidak merindukan Indonesia yang damai dengan keberagamannya? Diantara keberagaman itu salah satu yang menonjol adalah agama.
Untuk saat ini boleh suatu kelompok menganggap dirinya yang paling benar, tapi coba rasakan sebaliknya, bagaimana jika kita terlahir di kelompok yang lain? Masihkah kita menganggap bahwa kitalah yang paling benar? Atau berpikir dan berbuat baik mengharap menemukan kebenaran.
Kita sebagai orang yang telah terlahir di jalan kebenaran, hendaknya menuntun mereka yang tersesat ke jalan yang benar dengan berbuat baik, bukan malah berkata-kata lepas tanpa batas sehingga kita tak ada bedanya dengan mereka yang tersesat. Kembali saya katakan, bagaimana nasibmu jika terlahir sebagai orang yang tersesat dan tak menemui orang yang peduli padamu sama sekali untuk menuntunmu pada jalan yang benar?
Saudaramu saja kau samakan mereka dengan orang-orang yang tersesat hanya karena urusan dunia yang segera berakhir, apalagi kepada mereka yang benar-benar tersesat.
Akhiri semua ini dan berbuat baiklah kepada sesama, bukankah jika ada api harus ada air untuk memadamkannya?
Jika semuanya api, Indonesia kita akan hancur. Biarkanlah Indonesia menjadi dirinya sendiri.
- Cahaya Pagi dan Awan Hitam
Comments
Post a Comment