Puisi - Sudahi

Petir menyambar, hujanpun turun
Di tengah jalan, kucoba menepi
Kugunakan jaket
Berbahan kulit
Berkancing kayu
Ia memayung sementara
Rintik-rintik air menyapa hamba
Angin menerpa mata yang kosong
Jiwanya terbawa

Kita bersua
Sempat merenung dan bertanya
Masih adakah...
Masih adakah cinta?
Cinta yang disebut cinta
Ketika kasihsayang tak lagi bermakna
Ketika bersatu namun tak merasa satu
Ketika sejalan namun tak searah

Sudah sempurnakah kehendakmu itu?
Aku menunggu
Kuhayati hikmahnya
Tak mau menggerutu
Kutakutkan kita tak ada bedanya
Kurindukan kita menyatukan tangan
berpikir bersama

Dikatakan disana dengan bahasa yang agung
Inilah tanda-tandanya
Dikatakan disana pula
Dimana ada cinta dan kasih
Disana Tuhan berada
Tuhan memperlihatkannya
Cukup bagi yang berpikir saja yang dapat melihat

Berpikirlah lebih luas
Bacalah alam dan apa yang terjadi
Dengan hati tenang tanpa pamrih
Biarkan jangkrik melantun merdu
Kau tak perlu susah bercerita kebaikan tentangmu
Biar dunia bisu tentang itu
Biar Tuhan saja yang tau.


-
Puisi ini aku tulis untuk Indonesiaku yang sedang marah. Berpikirlah dengan jernih dan hati yang bersih. Dariku "Sudahi"

Comments