Puisi - Jiwa Mulia

Hembusan nafas yang dulu pernah menari-nari di udara, bak seorang aerialis profesional, senyuman yang dulu pernah ada di saku para pengembara yang ditinggalkan tanpa isyarat, kini menjadi cahaya terowongan sunyi senyap berhias sarang laba-laba dan kebahagiaan halus yang ditumpahkan pada tanah tandus tanpa humus, kini menjadi teman bagi bayangan yang melambaikan tangannya dengan penuh keyakinan, serta senyuman kuat atas balasan kebaikan yang akan ia terima, ia kembali dalam wujud dasarnya dan menyatu dengan barisan kekekalan. Nafaspun menjadi bukti, senyuman dan keikhlasan menjadi obat bagi kesendiriannya.

Comments