Puisi - Suara Arogansi
Gertakan berderung-derung mengerang
Gumpalan asap menyerang
Menghadang senyum mentari yang datang
Sejumlah prajurit berusaha menerjang
Para jiwa kecewa tak lain mengekang
Di antara kibasan parang dan pedang
Di antara gemuruh tabuh berdendang
Darah jumpa tanah pertiwi yang tenang
Di antara teriakan masa terselip suara sayup menyapa
Di antara tangisnya ikut bersua tertawa
Keegoisan dan hasrat merdeka tumbuh subur di udara
Bernegara adalah perjalanan panjang yang riuh sorak-sorai pendapat
Ajak untuk bersatu, berpangku harus terus disuara maupun diaksara
Kemeriahan yang menggiurkan tentang perpecahan kapanpun bisa tersampaikan Apalagi Indonesia yang majemuk, kapanpun masa bisa mengamuk
Suara pancasila harus tetap terpelihara Sekalipun dalam sunyi batin-batin anak kita Bukan hilang keteguhan yang terpatri dalam jiwa
Bukan sirna kegemuruhan niat yang meronta untuk persatuan Indonesia
Merdeka
016/019 tangis pagi
Diterbitkan di Graf Literature
Gumpalan asap menyerang
Menghadang senyum mentari yang datang
Sejumlah prajurit berusaha menerjang
Para jiwa kecewa tak lain mengekang
Di antara kibasan parang dan pedang
Di antara gemuruh tabuh berdendang
Darah jumpa tanah pertiwi yang tenang
Di antara teriakan masa terselip suara sayup menyapa
Di antara tangisnya ikut bersua tertawa
Keegoisan dan hasrat merdeka tumbuh subur di udara
Bernegara adalah perjalanan panjang yang riuh sorak-sorai pendapat
Ajak untuk bersatu, berpangku harus terus disuara maupun diaksara
Kemeriahan yang menggiurkan tentang perpecahan kapanpun bisa tersampaikan Apalagi Indonesia yang majemuk, kapanpun masa bisa mengamuk
Suara pancasila harus tetap terpelihara Sekalipun dalam sunyi batin-batin anak kita Bukan hilang keteguhan yang terpatri dalam jiwa
Bukan sirna kegemuruhan niat yang meronta untuk persatuan Indonesia
Merdeka
016/019 tangis pagi
Diterbitkan di Graf Literature
Comments
Post a Comment