Puisi - Makna

Tulisan ini adalah sepenggal kisah pada Kamis malam tanggal 29 Maret dan telah menjadi tulisan Jum'at malam 30 Maret jam 22:10. Saya harap semua orang bisa menangkap gelombang yang hidup dalam tulisan ini, walau tidak sepenuhnya. Terlepas dari yang telah kita ketahui bahwa syair mengalun lembut ke seluruh penjuru dan hidup dengan penafsiran yang berbeda-beda.
.
.
MAKNA

Dalam dingin yang menggigit, nafas ini disyukuri
Kegelisahan tumbang menjadi puing yang tak berarti
Setapak menambah sejarah memperkaya hati
Langkah kaki menjadi bukti engkau selalu diberkati

Tangan yang jarang terangkat
Wajah yang tak mampu menghadap
Diri yang tak sekali mendekat
Tuhan pemurah masih mendekap

Elok sekali dirasa, Ia berikan kuasa
Meski secarik takdir tak bisa kau campuri
Bukankah mawar masih menawan meski berduri
Selalu ada cara untuk mensyukuri
Elok sekali dirasa, Ia berikan kuasa

Putih hitam warna beribu makna
Alur hidup bagi anak manusia
Mereka hadir di sela hela nafas
Membuatnya terikat juga terlepas
Jika ego tidaklah mau mengasihi
Maka cukup hati yang menjadi saksi
Jika hati enggan jauh pergi
Cukup ego menlancarkan aksi

Pesan di balik pesan
Larangan di balik kesenangan
Kiasan di balik kiasan
Anjuran dibalik tangisan
Tak penting raga kau siapa
Tak lagi terhitung tahta dan kuasa
Jika hati telah bertaut satu
Maka Tuhan pun akan merindu


Suara Hujan 22:10
_______
Dingin, sunyi, malam itu membisikiku ini dan hujan keesokannya memperkuat ingatan itu.

Comments