Puisi - Bumiku

Suara-suara kesedihan itu memburu telingaku
Akupun menjauh dengan mata awas
Menatap segala di depanku dengan mantap
Sesekali aku buang mukaku ke belakang
Mereka terus mengejar tanpa henti
Cahaya hitam yang memilukan
Terasa kuat untuk menyergap

Bumiku yang semula tenang
Seketika mengeluh, mengerang, mengeluarkan suaranya
Membuat jiwaku terduduk
Namun ragaku terus beranjak, bergerak..
Lari dari keterpurukan, kehancuran, kegagalan..
Dengan hati yang selalu berkata tentang kesadaran
Memberi jalan, jawaban, kepastian
Dalam segala keraguan dan kabut yang selalu menghadang jalan

Bumiku menangis
Ia berkata bahwa ia tak mampu menerka
Ia tak bisa membantuku lebih
Hanya berpesan, cahayamu adalah dirimu
Untuk kemudian segera menjauh iba dengan mata yang basah

Cahayamu adalah dirimu sendiri
Tak seorangpun akan selalu menjadi cahaya bagimu
Karena mereka memiliki masa

Seperti lilin tak mampu bercahaya lagi untuk kegelapan yang tak menemui akhir

Aku berpikir lebih cepat sedangkan diriku terus menghindar, menjauh, lari..
Aku menemukan maknanya
Tanpa perintah kakiku bergerak lebih cepat
Dengan laju yang tak orang lain pikirkan
Aku menemukan diriku terbang

- dibawah gemuruh, angin dan kilat. Sebentar lagi mungkin hujan. [20:45]

Comments