Puisi - Binatang Kotor

Cahaya sore melambai-lambai bergembira

Menembus dinding bambu yang telah berdebu

Sepertinya tak satu pun bersedih saat itu

Kecuali binatang kotor penuh lumpur dan bau

Di sudut paling asing di gubuk bambu itu


Ia berkelakar panjang

Tapi hanya satu yang terbawa angin hingga ke bintang

Di antara kubangan takdir yang menyengsarakan

Di tengah palang pembatas yang mengikat

Tidak ada yang terlahir berdosa, ucapnya.


Matanya penuh sesal

Meski tak pernah tau penyesalan

Pada detik ke berapa dosa itu ditambahkan

Ia tak pernah merasa setuju pada perjanjian itu

Tapi tengah malam ia terbangun


Katanya, sosok yang jauh dalam kegelapan bersuara

Bahwa akulah yang meminta serta memaksa 

Perihal takdir yang telah ku terima

Sederet kegembiraan tak bisa ku makan

Mulutku tertindih kekecewaan


Rasa pegal yang tak berhenti bersumber dari hati

Ternyata bukan sumber sakit badani

Padahal ia seperti menimpuk punggungku

Kukira loteng gubuk ini mulai rapuh dan terjatuh

Binatang itu berhenti bercerita


Cahaya sore tadi silih berganti, berpamitan

Satu-satu menyalami wajahnya yang kesakitan

Mereka berterima kasih pada tubuh yang bersedih

Sudah... kami datang lagi esok petang

Beristirahatlah dengan bintang-bintang



16:02 1/6/24



Comments