Puisi? - Heran

Pukul dua dini hari
Ketika ayam masih mengerami pulas tidurnya
Sepi...
Ketika semesta membisu mendengar sabda keheningan malam
Denting ponselku berteriak melangsung pinta untuk segera diraih
Sontak terbangun aku dari kelelahan yang meninpa pasca pesta nikah karib
Dengan sigap, jemari siap mengusap layar gawai rewel itu
Tapi tak masalah
Meski terbangun dengan cara tidak indah
kudapat lanjutkan kerja yang sempat tertunda
Aku teringat untuk mendaftar kuota menggunakan kartu perdana tua
Sisa zaman sekolah menengah pertama
Kartu tua itu pernah dianiaya waktu
Warnanya memudar dan kusam
Bentuknya pun tak rapi
Ia pernah merasakan gunting dapur memperkecil badannya sesuai slot hp baru
Tapi itu tak penting
Yang penting adalah hpku sukses membangunkan tuannya
Dan sisa poin di kartu tua berhasil membantu aku bekerja

Disela-sela waktuku, sebisik suara tertiup ke dalam telinga
(Uniknya aku merinding menulis cerita ini)
Suara itu berkata "Semua sudah selesai"
Aku tak paham, yang terbesit di benakku kala itu adalah aku ingin menulis yang kudengar
(Sekarang aku sedang menceritakannya pada kalian)
Jangan memintaku menjelaskan lebih
Karena aku pun tak mengerti
Mungkin kelak waktu dapat menjawab
Sebenarnya inilah inti dari ceritaku
Jika boleh melanjutkan
Sepulang dari pesta pernikahan
Tak banyak yang kulakukan selain mengecek foto-foto yang dikirim teman
Di teras sepi di atas kursi
Aku menertawakan foto itu sambil membalas beberapa pesan
Ceklek... bunyi lemparan kerikil yang mendarat di timurku
Sekitar empat meter jauhnya
Lemparan ini aku abaikan
Meski ku tau tak satu pun pohon berbuah yang kapan saja dapat menanggalkan buahnya
Tak ada...
Otakku tak menemukan alasan munculnya suara itu
Kupaksa menemukan kemungkinan di pikiranku
Tapi tak ada...
Ketidakmampuan menalarnya memaksaku bangkit dari kursi
Kuperhatikan sumber suara
Sekali lagi tak ada kemungkinan itu
Aku pergi dan mulai melupakannya
Tapi pagi ini, aku dibuat ingat kembali

2 - 4:51

Comments