Puisi - Taubatnya Terbalaskan

Ia hidup dari tetes hujan-Nya merayu
Berenang-renang dalam akuarium bundar di teras rumah Ibu
Terselubung di balik senang yang menenggelamkan kalbu
Mengira telah mendapat kasih sayang berbagai penjuru
Langit memaafkan petir yang membelah kelabu
Jingga warna menghampar pagi berganti biru

Ia memanggil-manggil nama-Nya yang tinggi
Menjelma doa tertatih di tangga ilahi
Doanya tak sampai
Ia kehilangan jalannya di anak tangga pertama
Sesalnya meriuhkan ruang-ruang langit Tangisnya menggemparkan langit ketujuh
Ia berdamai dengan langkah pulangnya
Tersengguk meratapi garis-garis hidup

Selubung itu patah
Tersingkaplah kabut di hatinya
Dunia menyambut gembira siluet yang berjalan di kejauhan
Bunga-bunga bermekaran dan pohon-pohon rindang menyapa
Angin bertiup ramah menyapu wajah sedihnya

Rayuan alam semesta tersedia amat dasyat
Ia yang berjalan mendekat hanya berlalu
Ranum buah di pohon sepanjang jalan menggoda
Ia tak hilang arah
Tujunya pada rumah-rumah dzikir itu
Ia menangis tak selesai
Melarut dengan pekat kegelapan
Raganya tak ada daya pada dunia


Hari Sabtu itu - Diterbitkan di Zhieda Publisher

Comments