Memahami Argumen Ontologis Godel

Rumus-rumus ini mencoba membuktikan keberadaan Tuhan melalui logika formal. Ide utamanya adalah:

Sifat Positif (φ): Sesuatu yang lebih baik dimiliki daripada tidak dimiliki. Contoh: keberadaan, kebaikan, kekuatan.

Esensi (ess): Sifat yang penting dan mendasar dari suatu hal.

Tuhan (G): Entitas yang memiliki semua sifat positif.

Keberadaan (E): Sifat yang dimiliki oleh sesuatu yang benar-benar ada.


Berikut adalah penjelasan sederhana dari setiap rumus:

Ax. 1: Jika suatu sifat positif φ menyebabkan sifat lain ψ, dan φ dimiliki oleh suatu hal, maka ψ juga dimiliki oleh hal tersebut.

Ax. 2: Negasi dari suatu sifat positif adalah negatif.

Th. 1: Jika suatu sifat positif φ dimiliki oleh sesuatu, maka mungkin ada hal yang memiliki sifat φ.

Df. 1: Tuhan (G) adalah entitas yang memiliki semua sifat positif.

Ax. 3: Sifat menjadi Tuhan (G) adalah sifat positif.

Th. 2: Mungkin ada sesuatu yang menjadi Tuhan (G).

Df. 2: Esensi dari suatu hal adalah sifat-sifat yang selalu dimilikinya, dan sifat-sifat tersebut menyebabkan sifat-sifat lain yang dimilikinya.

Ax. 4: Sifat esensi adalah positif.

Th. 3: Jika sesuatu adalah Tuhan (G), maka esensinya adalah Tuhan (G).

Df. 3: Keberadaan (E) adalah sifat yang dimiliki oleh sesuatu yang esensinya mungkin ada.

Ax. 5: Keberadaan (E) adalah sifat positif.

Th. 4: Mungkin ada sesuatu yang memiliki esensi Tuhan (G).


Secara sederhana rumus-rumus ini mencoba menunjukkan bahwa:

1. Konsep Tuhan (entitas dengan semua sifat positif) adalah mungkin.

2. Karena keberadaan adalah sifat positif, maka Tuhan pasti ada.


Hal yang perlu diingat:

Rumus-rumus ini sangat kontroversial dan banyak diperdebatkan. Jadi silahkan baca juga argumen yang mengkritik argumen ini. Salah satunya argumen oleh Kant, Hume, Russell dan lain-lain.

Selain itu, ini adalah argumen filosofis, bukan bukti ilmiah. Interpretasi dan makna dari rumus-rumus ini bisa berbeda-beda.

Argumen godel didasarkan pada serangkaian asumsi filosofis tentang sifat Tuhan dan keberadaan. Validitas argumen ini bergantung pada penerimaan asumsi-asumsi ini, yang bersifat subjektif.

Pertanyaan pribadi saya, bisakah sebuah konsep disebut 'ada' secara 'real'? Di sisi lain, kita bisa mengganti konsep dalam rumus di atas menggunakan apapun sebebas kita, contoh 'lampu yang maha kuasa yang memiliki semua sifat positif'.

Godel merupakan seorang penganut platonisme matematika, yang mempercayai bahwa objek matematika memiliki keberadaan yang independen. Pandangan ini menentang pandangan seperti formalisme, (matematika sebagai permainan simbol) dan intuisionisme (matematika berasal dari intuisi mental).

Menyatakan keberadaan suatu entitas atau konsep tidak menjamin keberadaannya dalam realitas. Penilaian keberadaan seringkali melibatkan kombinasi bukti empiris, inferensi logis, dan pemikiran teoretis.

Godel juga sempat bilang, "Saya tidak percaya pada bukti empiris. Saya hanya percaya pada kebenaran apriori." Dari sini bisa jadi bahwa yang dimaksud 'eksis' dalam rumus godel, mungkin saja hanya 'keberadaan sebagai konsep'.

Comments