Puisi - Sudahlah, Na, Hari Kita Sudah Habis

Sudahlah, Na, hari kita sudah habis.
Penjual kalender hanya punya versi 2021 dan seterusnya,
"Tahun 2010 sudah jadi bungkus gorengan, atau lapisan tripleks rumahan"
Kisah kita sudah usang, seperti tahun-tahun lama yang tidak mungkin terjadi lagi.

Senyummu begitu kanak, selalu kuingat. la hiasan sempurna bagi kuncir ekor kuda
baju seragam putih-biru
lembar kerja siswa
segala yang melekat pada dirimu.

Dan serupa lagu grup musik lawas, mengingatmu membuatku ingin bersenandung.
"Aku ingat apa yang kamu kenakan di hari pertama, kamu datang dan
kukira ini bisa menjadi sesuatu dalam hidupku"

Aku masih sangat mencintaimu, Na
tetapi cintaku tidak mengawetkan apapun kecuali kenangan.
la seperti susu kotak yang kamu beli setiap jam istirahat
Kita menyukainya, tetapi ia basi dalam seminggu.
Hubungan kita sudah mencapai batas kedaluwarsa tahunan lalu.

Kuterima salam darimu dari seorang kawan,
dan tidak ada hal lain yang bisa
kusampaikan kecuali segala doa-doa baik
aku harap kehidupanmu bahagia
dan mimpi-mimpimu akan menjadi
kenyataan yang melambung tinggi
Pergilah jauh, Na, aku tahu itu tak akan
benar-benar membuat kita saling lupa satu sama lain,
tetapi barangkali jarak bisa mengaburkan
apa yang pernah kita rencanakan di masa lalu.

Suatu saat nanti, istriku akan bertanya
"Siapa 'Na' yang selalu kau panggil-panggil di saat tidur?"
Aku akan membual tentang sinema
Hollywood, mimpi buruk bertemu ular, dan
setumpuk beban kerja
Tidak akan kuceritakan tentang 'Balada
Aku dan Na'
Karena tahun 2021 dan seterusnya
seharusnya sudah tidak ada lagi kita.
"Kursinya sudah direservasi perempuan
lain. Satpam, tolong bawa Na ke luar."

Na, sayangku, kekasih pertamaku.
Jangan berkubang dulu dalam kesedihan,
Ada probabilitas jika,
istriku dan suamimu akan berpulang
(terlebih dahulu, jika Tuhan mengizinkan).
Kutemui kau di panti wreda, kemudian
berdoalah ia memiliki beranda di lantai dua
Kita akan mengulang masa remaja,
menatap langit, membicarakan masa lalu,
masa depan sudah bukan milik kita lagi.

Namun itu suatu saat nanti, Na, jika
Tuhan berkehendak.
Toko buku hanya menjual kalender terbaru,
dan belum ada hari merah untuk merayakan kisah kita


Diterbitkan di Sajakgraf

Comments